Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Apa itu Tantrum ? Begini gejala, ciri-cirinya serta cara mengatasinya

Secara umum, arti dari Tantrum (atau tantrum temper) adalah ledakan emosi. Biasanya ini dikaitkan dengan anak-anak atau orang-orang yang sedang dalam kesulitan emosional, yang biasanya ditandai dengan sikap keras kepala, menangis, berteriak, menjerit-jerit, pembangkangan, mengomel dan marah.

Begini gejala dan ciri-cirinya serta cara mengatasinya

Apa itu Tantrum ?

Bagi balita,Tantrum adalah salah satu bentuk yang umum dari perilaku bermasalah pada balita itu sendiri tetapi cenderung menurun dalam frekuensi dan intensitas begitu anak semakin tumbuh. Nah pada balita, tantrum atau amukan bisa dianggap sebagai normal, bahkan sebagai pengukur kekuatan pengembangan karakter balita.

Sementara amukan yang dilakukan pada balita terkadang dilihat sebagai perilaku anti-sosial pada masa depan, dalam arti lain ia sekedar menandakan frustrasi yang berlebihan yang sesuai dengan usia, dan akan berkurang seiring waktu dengan diberi penanganan yang tenang dan konsisten. Tapi beberapa ahli memperingatkan faktor tekanan luar dan kontrol yang berlebihan dalam membesarkan anak itu bisa memprovokasi tantrum dan pembibitan pemberontakan.

Tantrum bisa diartikan pula sebagai respons yang tidak tepat (inappropriate resinforcement). Anak kadang berfikir bahwa melakukan tindakan yang “baik” itu tidak akan membuat anak mendapatkan perhatian dari orang tua atau orang disekitar, sedangkan perilaku “nakal” akan membuat anak mendapatkan perhatian dari orang tua atau orang disekitar. Karena anak akan mulai belajar bahwa jika dia mendapat ganjaran karena perbuatan “nakal” artinya dia akan diperhatikan dan diberi kasih saying oleh orang tua, sedangkan jika anak melakukan perbuatan “baik”, ia tidak akan diperhatikan oleh orang tua.

Biasanya Tantrum akan terjadi pada tahun kedua dikehidupan seorang anak, yaitu ketika perkembangan bahasa anak mulai berkembang.  Dikasus tertentu, tantrum yang dialami anak mungkin dapat disebabkan gangguan perilaku atau gangguan mental yang lain, salah satunya yaitu autisme. Tantrum juga sering terjadi pada anak yang sangat dimanjakan (overindulgent) oleh orang tuanya atau orang tua yang memiliki tingkat kecemasan yang berlebihan (oversolicitous) pada anak, atau bisa jadi juga orangtua yang terlalu ingin melindungi anaknya (overprotective).

Gejala Tantrum

Awalnya tantrum adalah respons tidak menyukai pada perlakuan secara fisik, akan tetapi tantrum juga merupakan suatu usaha yang dilakukan anak untuk mendapatkan hadiah dari orang tuanya. Tujuannya adalah menarik perhatian orang tuanya agar menuruti keinginannya. Tantrum biasanya menjadi lebih buruk pada anak ketika :

  • Sedang Lapar
  • Sedang kelelahan atau tidak berdaya
  • Perubahan mood secara mendadak
  • Tidak mendapatkan apa yang diinginkan
  • Sedang mencari perhatian
  • Yang sedang dipegang diambil secara paksa
  • Ketika anak tidak mampu memecahkan masalah.
  • Orang tua tidak mengerti yang dikatakan atau diinginkan anak

Ciri-Ciri Anak Tantrum Menurut Usia

Berikut ini beberapa contoh perilaku yang dilakukan anak dalam episode tantrum menurut tingkatan usianya:

1. Usia di bawah 3 tahun
Diusia ini biasanya ketika anak mengalami tantrum, anak akan melakukan hal-hal seperti Menangis, menggigit, memukul, menendang, menjerit, melengkungkan punggung, menjatuhkan badan ke lantai, memukul-mukul kan tangannya, menahan napas, melempar barang bahkan sampai membenturkan kepalanya. 

2. Usia 3 sampai 4 tahun
Di usia 3 sampai 4 tahun, perilaku tantrum pada anak mengalami peningkatan seperti anak akan mengentak-entakkan kaki, berteriak-teriak, memukul, merengek, mengkritik bahkan membanting pintu.

3. Usia 5 tahun ke atas
Diusia ini prilaku tantrum pada anak akan berkembang, anak akan melakukan hal-hal seperti memaki, menyumpah, memukul, memecahkan barang dengan sengaja bahkan mengancam orang tua atau orang disekelilingnya.

Tantrum pada anak juga bisa dilihat dari ciri lainnya seperti anak lebih memilih untuk diam secara sengaja ketika diajak berbicara dengan orang tuanya (ngambek) ini disebut selective mutism.
Pada usia tertentu juga, anak tantrum biasanya akan menunjukkan apa yang menjadi keinginannya karena dirinya belum tahu cara lain untuk mengekspresikan keinginannya. 

Cara Mengatasi Tantrum pada Anak

Sebagai orang tua, tentu harus selalu memperhatikan prilaku anaknya, orang tua harus membimbingnya dengan sabar dan penuh cinta agar bisa membantu sang anak dalam mengekspresikan keinginannya melalui kata-kata atau menunjukkan kemarahan dengan cara yang sesuai.

Nah, berikut ini adalah cara yang dapat diikuti dalam mengendalikan dan mengatasi tantrum pada anak:

  • Orang tua harus tetap tenang dan jangan kebawa emosi
  • Berusaha untuk menenangkan anak
  • Berusaha untuk mengajak berbicara anak dengan lembut ketika emosi anak sudah menurun
  • Jangan terbujuk dengan mengubah kata dari yang sebelumnya “tidak boleh/tidak" menjadi "boleh/ya"
  • Biarkan dia marah, karena nanti akan capek sendiri
  • Jangan menjelaskan apapun saat anak masih tantrum
  • Tangani perilaku agresif anak (seperti memukul, membanting, menendang, melempar dll)
  • Jangan mengancam anak dengan memberinya hukuman.

Demikianlah yang dapat disampaikan tentang apa itu tantrum, gimana gejala dan ciri-cirinya serta cara mengatasinya.

Post a Comment for "Apa itu Tantrum ? Begini gejala, ciri-cirinya serta cara mengatasinya"