Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Teori Perkembangan Kognitif menurut Jean Piaget dan Lev vygotsky pada Anak Usia Dini

Sebelum membahas tentang Teori perkembangan kognitif menurut Jean Piaget dan Lev vygotsky pada anak usia dini, perlu kita pahami dahulu apa itu teori. Teori adalah sekumpulan pernyataan, konsep dan gagasan yang terpadu untuk menjelaskan, mendeskripsikan dan memprediksi prilaku, fenomena dan pengalaman.

Teori Perkembangan Kognitif menurut Jean Piaget dan Lev vygotsky

Apa Itu Kognitif ?

Kognitif adalah segala kegiatan seseorang yang berkaitan tentang proses pembelajaran dalam memahami sebuah peristiwa, kemudian menjadi faham. Sedangkan Teori perkembangan kognitif adalah tahapan-tahapan perubahan ketika mengetahui sesuatu yang terjadi dalam rentang kehidupan manusia untuk memahami, mengolah informasi dan memecahkan masalah. 

Untuk proses perkembangan kognitif dapat bekerja diperlukan pendekatan yang dapat menjelaskan tentang perkembangan kognitif itu sendiri. Disini Jean Piaget menggunakan pendekatan kontruktivitas kognitif (cognitive contructivist), sedangkan Lev Vygotsky menggunakan pendekatan kognitif social (social cognitive). 

1. Teori perkembangan kognitif menurut Jean Piaget

Menurut Jean Piaget yang menggunakan teori konstruktivis kognitif menjelaskan jika anak akan terus berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya untuk membangun pengetahuannya. Melalui interaksi dengan lingkuan inilah yang membuat anak terus memperbaiki struktur mental yang dimilikinya sehingga nantinya menjadi struktur mental yang kompleks.

Dalam mendeskripsikan proses perkembangan kognitif anak, Jean Piaget menggunakan 4 konsep yaitu scema (schemes), asimilasi (assimilation), akomodasi (accommodation) dan ekuilibrium (equilibrium.

  • Konsep scema (schemes)
    Scema merupakan tindakan atau representasi mental yang mengatur pengetahuan. Skema-skema ini berkembang di otak anak yang didasari oleh pengalaman yang diperoleh anak. Skema yang berkembang pada anak ini berkaitan dengan aktivitas fisik, prilaku dan skema mental.

  • Konsep asimiliasi (assimilation)
    Asimiliasi yaitu menempatkan informasi kedalam skema yang sudah ada. Konsep asimilasi ini memberikan penjelasan yang mudah untuk dipahami dalam mendeskripsikan bagaimana anak mengkonstruk pengetahuannya. Melalui konsep asimilasi ini, anak yang memiliki kategori yang sama akan berkembang kearah yang lebih kompleks. Contohnya jika anak memiliki skema untuk anjing, kemudian anak melihat jenis anjing yang berbeda lagi, maka anak bisa memasukan informasi tersebut pada skema untuk anjing. Nah skema-skema ini terus berkembang dan semakin kompleks jika anak terus aktif mengeksplor lingkungannya dalam memberikan informasi di otaknya sehingga memperkaya struktur kognitifnya.

  • Konsep akomodasi (accommodation)
    Konsep ini dilakukan jika dalam proses asimiliasi anak tidak ditemukannya skema yang cocok untuk menempatkan informasi baru yang diperoleh, maka  akan muncul skema baru dalam otak anak untuk mengakomodasi informasi tersebut. Contohnya, ketika anak berinteraksi dengan lingkungan dan melihat satu objek dan objek tersebut belum anak ketahui sebelumnya maka anak akan membentuk skema baru dalam otaknya untuk mengakomodasi informasi tersebut.

  • Konsep Ekuilibrium (equilibrium)
    Ekuilibrium merupakan mekanisme yang diusulkan Jean Piaget untuk menjelaskan bagaimana anak bergeser dari satu tahap ke tahap berikutnya dalam berfikir. Perpindahan ini terjadi ketika anak mengalami konflik kognitif atau disekuilibrium ketika mencoba memahami lingkungannya.

    Ekuilibriun juga bisa diartikan keseimbangan yang dicapai anak setiap kali informasi atau pengalaman ditempatkan kedalam skema yang sudah ada atau membuat skema baru. Perpindahan dari disekuilibrium ke ekuilibrium ini disebut sebagai ekulibrasi (ekulibration).

    Ekuilibrium terjadi ketika ada informasi baru yang diperoleh anak tapi informasi itu menimbulkan kebingungan pada anak sehingga memicu munculnya konflik kognitif, ini terjadi dikarenakan informasi baru tersebut adalah objek yang dikenalnya tapi karakteristik objek nya tidak sesuai dengan informasi yang ada didalam skemanya.

    Contohnya, ketika anak sudah sering melihat anjing yang menggonggong, dan  anak diperlihatkan anjing basenji, anjing yang jarang menggonggong, maka ketidakseimbangan atau disekuilibrium bisa terjadi pada anak karena seekor anjing itu tidak menunjukan salah satu prilaku kebiasaan anjing. Karakteristik seperti ini akan menjadi hal baru yang akan di asimilasikan oleh anak kedalam skema nya untuk anjing dan membentuk kategori-kategori baru untuk anjing.

Proses kognitif yang sebenarnya sangatlah kompleks, tidak sesederhana seperti yang dijelaskan diatas, tapi setidaknya penjelasan diatas bisa memberikan informasi tentang bagaiman kognitif bekerja dalam diri seseorang menurut Jean Piaget.

2. Teori perkembangan kognitif menurut Lev vygotsky

Menurut Lev vygotsky yang menggunakan pendekatan kognitif social (social cognitive) tentang pertumbuhan dan perkembangan anak. Pertumbuhan dan perkembangan anak diwarnai dari lingkungan social dan budaya. Jika menurut Piaget, perkembangan anak itu secara individual aktif mengkonstruk pengetahuannya melalui interaksi di lingkungannya dan lebih menekankan pada interaksi dengan lingkungan fisik. Maka menurut Lev vygotsky, anak mengkonstruk pengetahuannya dalam sebuah kontek social. Anak akan mengkonstruk pengetahuannya secara aktif dan secara mandiri dalam konteks interaksi dengan keluarga dan masyarakat sekitarnya.

Lev Vygotsky percaya jika bahasa memiliki peranan yang sangat penting dalam perkembangan kognitif anak karena bahasa sebagai alat komunikasi yang digunakan untuk berinteraksi dengan lingkungan sosialnya seperti orang tua, teman atau orang disekelilingnya. Bahasa akan banyak membantu dalam menyelesaikan persoalan anak yang tidak dapat diselesaikan dengan dirinya sendiri.

Anak akan mengkomunikasikan masalah yang dihadapi kepada orang lain yang dianggap memiliki kemampuan untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi dengan bahasanya. Dalam melakukan teori perkembangan kognitif, Vygotsky melakukannya dengan 2 element yaitu element ZDP (Zone of proximal development) dan elemen scaffolding.

  • Element ZDP (zone of proximal development)
    Zone of proximal development (ZDP) merupakan salah satu element dari teori yang dilakukan Vygotsky. ZDP adalah celah antara apa yg dapat anak kerjakan secara mandiri dan yg tidak dapat dikerjakan secara mandiri. Berdasarkan penjelasan ini bahwa ada zona dimana akan bisa belajar secara mandiri tanpa bantuan orang lain, tetapi disisi lain ketika anak tidak mampu belajar sendiri maka diperlukan bantuan orang lain. Untuk meningkankan kemampuan dan keterampilan anak yg lebih tinggi lagi maka diperlukan bantuan orang lain yang lebih paham.

  • Element Scaffolding
    Element Scaffolding berarti merubah tingkat dukungan pada anak. Jadi pada saat anak belajar pada orang tua atau guru maka kiranya dapat menyesuaikan materinya sesuai kinerja anak pada saat ini. Ketika anak belajar tentang konsep baru, maka orang tua atau guru bisa terlibat langsung membantu anak belajar untuk menguasai konsep tersebut.

    Untuk mengetahui sejauh mana tahapan konsep dari perkembangan anak maka diperlukan untuk melakukan dialog terlebih dahulu, dari hasil dialog tersebut bisa dijadikan pertimbangan untuk menyiapkan proses bimbingannya sesuai yang anak butuhkan.

Nah demikianlah Teori Perkembangan Kognitif menurut Jean Piaget dan Lev vygotsky, semoga bisa menambah referensi dalam mengetahui perkembangan kognitif pada anak usia dini.

Post a Comment for "Teori Perkembangan Kognitif menurut Jean Piaget dan Lev vygotsky pada Anak Usia Dini"